Jelang Idul Qurban Tata Janeeta Rilis Single Dinamis "Korbanmu"


Tidak ada pengorbanan yang lebih besar selain dari pengorbanannya para perempuan. Dunia yang telah tua ini sarat dengan cerita betapa setiap kaum perempuan dimanapun berada adalah luar biasa dan dari masa ke masa selalu menorehkan tinta emas pengorbanan. Namun seolah terluput, hanya sedikit tinta sejarah yang telah tertoreh mencatat pengorbanan setiap perempuan. 

Setiap 70 hari setelah Hari Raya Idul Fitri yaitu pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah, jatuhlah Hari Raya Idul Adha. Kali ini, tanggal 10 Dzulhijjah 1437H jatuh pada tanggal 12 September 2016M. Hari Raya Idul Adha disebut juga Hari Raya Haji atau Lebaran Haji atau juga Hari Raya Qurban. Dimana, umat Islam seluruh dunia merayakannya dengan mendirikan Shalat Ied dan penyembelihan qurban disamping melaksanakan ibadah Haji.

Hari Raya Qurban merupakan rekam jejak dari keberadaan sebuah keluarga mulia pada masa-masa terdahulu. Tepatnya, suatu jalinan kisah istimewa keluarga seorang Nabi yang bernama Ibrahim AS (Abraham). Alkisah, bersama Sarah istrinya, Ibrahim AS hingga usia renta belum juga dikarunia anak. Untuk meneruskan keturunan, Sarah selaku istri yang shalehah menyarankan agar Ibrahim AS menikahi salah seorang sahaya wanitanya, Hajar. Maka menikahlah Ibrahim AS dengan Hajar. Namun sesungguhnya, meski sebagai pihak pertama yang berinisiatip agar Ibrahim AS menikah lagi, Sarah sebenarnya berkorban perasaan luar dalam.

Menukil beberapa pencerita, Hajar mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki rupawan yang kemudian diberi nama Ismail. Maka, bertambah-tambah sayanglah Ibrahim AS kepada Hajar dan Ismail hingga hal ini memancing kecemburuan Sarah. Bagaimanapun, Sarah adalah seorang wanita mulia yang sarat pengorbanan bahkan, dengan begitu iklash mencarikan istri kedua bagi suaminya sendiri. Allah SWT menjawab kerisauan hati Sarah dengan memerintahkan Ibrahim AS membawa pergi Hajar beserta Ismail sejauh ratusan mil dari kampung halaman dan meninggalkan anak istrinya tersebut di segersang-gersangnya padang gurun tanpa bekal yang cukup. Hajar, meski berderai air mata, ia iklash siap berkorban jiwa raga menerima perlakuan suaminya yang sama sekali diluar akal sehat! 

Manusiawi sekali bila, Ibrahim AS mengira bahwa, putera satu-satunya Ismail yang masih bayi beserta ibunya, Hajar akan segera dijemput ajal begitu mereka ia tinggalkan begitu saja di padang tandus tak bertepi. Tapi Allah SWT berkehendak lain, perjuangan seorang ibu yang berlari bolak-balik dari satu bukit ke bukit lainnya demi mencari sumber air untuk selamatkan anaknya agar tidak mati kehausan akhirnya berbuah sumur Zamzam yang airnya dijamin Allah SWT tidak akan pernah kering hingga akhir zaman. Berkat keberadaan Zamzam, Hajar dan Ismail selamat. Dan, Ismailpun tumbuh besar menjadi anak lelaki yang cakap lagi shaleh.

Sementara beratus-ratus mil dari kediaman Hajar dan Ismail, ditemani Sarah, Ibrahim AS gundah gulana. Hatinya rindu dendam kepada Hajar dan Ismail. Ada sebersit harap bahwa keduanya masih hidup. Akhirnya demi meredakan kerisauhan, Ibrahim AS berangkat kembali ke kedalaman padang gurun mencari Hajar dan Ismail. Maka, dengan kepergian Ibrahim AS, Sarah yang sudah menua kembali berkorban, ditinggal sendirian beratus mil karena sang suami berkeperluan mencari madunya, entah masih hidup entah tidak. 

Betapa bahagianya hati Ibrahim AS ketika dijumpainya Hajar dan Ismail hidup sehat dan bahkan telah memiliki beberapa ternak. Ibrahim AS selanjutnya selalu pulang pergi membagi waktu untuk kedua istrinya. Sarah di Hebrew, dekat Yerusalem dan Hajar di Mekah. Tetapi, selain Ibrahim AS sayang kepada Ismail, beliau juga berkewajiban mendidik putera kandungnya dengan baik. Walhasil, Ibrahim AS lebih banyak menghabiskan waktunya di Mekah. Sarah lagi-lagi kembali bersedia berkorban, kerap kesepian ditinggal suami tercinta. 

Pengorbanan dan deraan rasa sepi Sarah di Hebrew lagi-lagi dijawab Allah dengan memberikan mimpi berturut-turut kepada Ibrahim AS di Mekah tentang penyembelihan putera semata wayangnya, Ismail. Ibrahim AS bertekad menyembelih Ismail agar bisa melaksanakan mimpinya yang pada hakekatnya adalah perintah Allah SWT. Bukannya takut mati digorok, Ismail malah mendorong ayahnya untuk segera bergegas menyembelih dirinya. Maka, Ibrahim AS memerintahkan istrinya, Hajar agar memakaikan pakaian dan wewangian yang terbaik pada Ismail karena mereka berdua hendak berpergian.

Selepas kepergian Ibrahim AS dan Ismail, Hajar didatangi iblis yang menyaru menjadi seseorang. Iblis memberi tahu bahwa sesungguhnya Ismail hendak disembelih bapaknya sendiri, Ibrahim AS. Dengan berderai air mata, Hajar seorang istri shalehah yang selalu berkorban luar biasa untuk suaminya menjawab, “Seorang Nabi tidak diperintahkan Allah untuk melaksanakan kebatilan dan aku akan selalu percaya pada suamiku, Ibrahim. Nyawaku sebagai tebusan atas perkara itu, maka demikianlah juga dengan anakku, Ismail!”
     
Pengorbanan, kesabaran dan keridhoan Hajar dijawab Allah SWT dengan keselamatan puteranya yang kemudian derajat Ismail diangkat Allah dalam jajaran Al Anbiya. Allah menebus penyembelihan Ismail dengan ganti domba yang dibawa oleh malaikat Jibril. Sementara seluruh malaikat yang berdiam di langit dan di bumi, yang menjadi saksi atas keteguhan dan pengorbanan keluarga Ibrahim AS terharu dan memanjatkan doa, "Semoga rahmat dan keberkahan tercurah sepenuhnya atas Ibrahim, keluarga beserta keturunannya..."
Ketika Ismail dilihat Ibrahim AS telah cukup kuat dan beranjak dewasa, kembalilah Ibrahim AS ke Hebrew untuk menemani Sarah. Meski telah sepuh, Pengorbanan dan kesabaran Sarah yang sebelumnya selama bertahun-tahun ditinggal Ibrahim AS berbuah lahirnya seorang putera yang rupawan, Ishaq. Ibrahim AS dan Sarah hidup tidak lagi kesepian, Ishaq menjadi buah hati yang menggenapi dan diberkati. Ishaq dikemudian hari juga diangkat derajatnya oleh Allah SWT menjadi Nabi.

Bagaimanapun, kisah teladan keluarga Ibrahim AS tidak akan pernah terjadi tanpa adanya pengorbanan yang luar biasa dari dua orang wanita luar biasa, Sarah dan Hajar. Umat Islam mengenang keluarga mulia Ibrahim AS dengan melaksanakan Haji dan menyembelih Qurban. Bahkan, nama Ibrahim AS selalu disebut berulang-ulang ketika umat Islam melaksanakan shalat lima waktu. 

Setelah kisah pengorbanan Sarah dan Hajar, meski tidak tercatat sejarah, masih ada lagi milyaran kisah tentang pengorbanan luar biasa para wanita yang seolah tiada habisnya mewarnai setiap putaran bumi. Pengorbanan demi pengorbanan para wanitalah yang membuat penyanyi kelahiran Bandung, 18 September 1982, Tata Janeeta tergerak merilis album terbarunya yang bertitel "Korbanmu."  Single yang bergenre Pop Balad ini tetap menampilkan suara Tata yang khas, kuat, powerfull dan dinamis. Lagu ini terinspirasi dari persahabatan dan kisah kasih yang ternoda oleh penghianatan.

Kembali mengingat kisah Sarah dan Hajar yang telah menitipkan hidup dan harapannya di bahu lelaki yang sangat tepat, Ibrahim AS. Namun bagaimana dengan banyak wanita yang salah dalam menempatkan hidup dan harapannya di dada lelaki yang tidak tepat? Lelaki yang ternyata meremehkan wanita? Lelaki yang tidak memiliki komitmen mengangkat harkat wanita pasangannya? Setidaknya dengan lagu terbarunya "Korbanmu" Tata Janeeta ingin mengingatkan bahwa, wanita begitu rentan untuk dikorbankan. Dan, dengan single itu pula,Tata seolah menyiratkan ketabahan tanpa batas ada dalam diri setiap wanita meski, kerap menangis sendiri menjadi korban tindak tanduk para lelaki. Simak saja sepenggal lirik "Korbanmu" dari Tata Janeeta keluaran industri rekaman ternama ALFARECORD,
Sendiri ku menangis
Tak seorangpun tahu lukaku
Air mata seakan
Luapkan rasa sedihku
Percuma semua penjelasanmu
Kini ku takkan peduli padamu
Simpan saja semua kata katamu
Simpan saja tuk korbanmu yang baru
Sadisnya kau bagai tak punya hati
Kau tusuk tusuk aku di belakangku
Harus slalu kau ingat
Aku tak pernah sesakit ini
Kan kuingat kau slalu sampai mati
Sendiri ku menangis
Dan Tak seorangpun tahu lukaku
Simpan saja semua kata katamu
Simpan saja tuk korbanmu yang baru
Tata Janeeta penyanyi cantik jebolan Duo Mahadewi dan Trio Dewi-dewi besutan Management Cinta Achmad Dhani, dengan merilis "Korbanmu" sudah dua kali meluncurkan single. Sebelumnya pada 2013 juga telah meluncurkan album yang cukup mendapat sambutan di pasaran berjudul, "Penipu Hati." Tata berharap, "Korbanmu" juga mendapat tempat di hati fans-fansnya. 

Ditemui di Tartine Cafe FX Senayan pada selasa 30 Agustus 2016 lalu, Tata menyatakan, "Setiap wanita pasti pernah memiliki lembaran hidup yang mengandung arti pengorbanan. Kebanyakan wanita hanya bisa menangis pasrah akan getirnya pengorbanan. Dan.., tidak banyak pihak yang tertarik untuk mengangkat kisah betapa pilunya hati wanita yang disia-sia yang telah banyak berkorban untuk lelaki pilihannya. Kebanyakan, hanya tertarik mengangkat kisah kejumawaan dan kepahlawanan para pria.  Dengan single 'Korbanmu" setidaknya bisa menjadi penghibur para fans karena masih ada ALFARECORD yang tidak luput dan selalu setia menyuarakan apa yang sering terpendam dalam-dalam di relung hati wanita."

**************