BNN GONDOL DUIT NARKOBA!

www.pinterest.com


Blantika Narkoba (Harga pergramnya bisa lebih mahal daripada harga pergram Emas) memang sangat menggiurkan. Masyarakat, aparat ataupun pejabat, semua bisa terjerat. Narkoba menawarkan obat bius anti galau yang memabukan, duit melimpah, pergaulan bebas sekaligus juga, jaminan persaudaraan yang erat dalam jaringan mafia yang ekslusif dan tertutup. 
¤ 
Tak peduli Tua Muda, Pria Wanita, Miskin Kaya, Tinggi Rendah pendidikan, Asing maupun Pribumi, semua harus mewaspadai peredaraan Narkoba. Bila tidak ingin diri, keluarga dan lingkungannya terjangkit atau sengsara, mati karena Narkoba.
vncentg.wordpress.com
¤
Dalam suatu kesempatan, Profesor Dokter Harmani Kalim, MPH, Ahli Jantung & Pembuluh Darah RS. Harapan Kita dan Mitra Internasional menyatakan, "Pecandu Narkoba memiliki resiko 70 kali lipat lebih rentan untuk mati lebih cepat karena terserang gagal jantung, ketimbang orang yang tak terkoneksi dengan Narkoba."
 ¤
Profesor Dokter Harmani Kalim, MPH
Bertempat di Pulau Dua Kompleks Taman Ria Senayan (26/5/15), Senada dengan Profesor Harmani, tanpa bermaksud menakut-nakuti, Deputi Kepala BNN Bidang Pencegahan, Merau Sianturi dalam pertemuan BNN dengan para BLOGGER ibukota yang berasal dari puluhan KOMUNITAS menyatakan, "Setiap tahun lebih dari 12.000 orang meninggal atau tiap hari ada sekitar 34 orang Indonesia mati SU'UL KHATIMAH. Kematian yang dipercepat karena penyalahgunaan Narkoba!" 
www.streetdirectory.com
¤
"Indonesia sudah darurat Narkoba! Tercatat ada 1,1 juta orang pemula yang coba-coba pakai Narkoba. 1,9 juta pecandu teratur pakai Narkoba dan 1,2 juta orang benar-benar sudah sangat kecanduan Narkoba. Total 4,2 juta orang sudah terbelit masalah dengan Narkoba. Dan setiap tahun muncul 75.000 pecandu baru atau tiap hari ada 205 orang sanak saudara kita yang menjadi Pecandu baru," lanjut Merau Sianturi memaparkan data, prihatin.
¤
Deputi Kepala BNN Bid. Pencegahan Merau Sianturi
"Demi Indonesia bebas Narkoba, BNN di 2015 menargetkan 100 ribu Pecandu terehabilitasi. Sampai 2016 diharapkan 400 ribu Pecandu sudah berhasil disembuhkan. BNN siap bekerja sama dengan ratusan Dokter dan melatih ribuan tenaga medis bantuan baru. BNN juga terus berkordinasi dengan Rutan/Lapas, Barak Militer/Polisi, Asrama pendidikan banyak instansi, RSUD dan Pemda-pemda di seluruh Indonesia khususnya, yang memiliki gedung kurang termanfaatkan untuk dapat dijadikan panti Rehabilitasi sementara, hingga BNN memiliki fasilitas mandiri. Bila laju Pecandu yang terehabilitasi lebih besar daripada laju pertumbuhan jumlah Pecandu baru, maka Narkoba tidak lagi ada pembeli! Muara penjualan Narkoba tertutup! Narkoba tidak laku! Bandar akan bangkrut! Alhasil, dengan Rehabilitasi kita bisa menggondol potensi duit Bandar Narkoba,!" tukas Merau Sianturi bersemangat.
 ¤
Thamrin Dahlan "Sang Kode Pos Anti Narkoba"

Menyambung, Thamrin Dahlan seorang Purnawira Pati Polri yang selama ini dikenal sebagai aktivis 'gaek' anti Narkoba yang begitu getol dan tak kenal lelah menggandeng ribuan BLOGGER/Jurnalis Citizen dari berbagai komunitas mengharapkan, "BLOGGER melalui MedSos, harus mampu mengajak publik berperan aktif, ikut menabuh genderang 'PERANG TOTAL' terhadap penyalahgunaan Narkoba! Bila tiap orang berkata tidak pada Narkoba! Narkoba dipastikan akan hengkang dari Indonesia dengan SEGERA!" Seperti biasa, Thamrin memang bicara cukup singkat. Namun, hal itu tidak membuat beliau turun pamor. Bagi para BLOGGER ibukota, sudah lama beredar slogan, "CEKAL NARKOBA? THAMRIN DAHLAN 'Kode-Posnya'!" 
¤ 
Slamet Pribadi Kabag. Humas BNN berdiskusi dengan berbagai komunitas Blogger ibukota

Selamet Pribadi, Kabag Humas BNN meneruskan, "2013 BNN berhasil melakukan sita aset Bandar Narkoba sebesar Rp. 52,3 milyar dari 15 kasus. Dari 2014 hingga saat ini, Rp. 100 milyar duit Bandar Narkoba berhasil disita berkat kerjasama dengan PPATK. Selain diancam Undang-undang Anti Narkoba, Bandar juga diancam Pemiskinan aset miliknya melalui Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (Uu.TPPU). Bahkan, Kepala BNN, Pak Anang Iskandar telah mengintruksikan jajaran BNN untuk makin piawai menggondol duit Bandar melalui sita aset. Bandar harus benar-benar dimiskinan. Biar ada efek jera dan juga agar Bandar tidak lagi memiliki duit untuk kembali belanja barang modal!"
Selepas paparan Slamet Pribadi, Audience ngotot untuk diberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya jawab langsung dengan pihak yang paling kompeten dalam pencegahan peredaran Narkoba : BNN!
¤
Choirul Huda, Senior BLOGGER dari Komunitas NYN2 (Ngenet Yes Ngedrugs No!) mengajukan pertanyaan pertama, "Kapan kiranya, BLOGGER ibukota diundang untuk melakukan kunjungan ke panti Rehabilitasi BNN guna melihat dari dekat fasilitas panti dan sekaligus berdialog dengan penghuninya. Ini penting, sehingga BLOGGER dapat segera mesosialisasikan kepada para Pecandu berikut menyakinkan keluarga Pecandu agar, untuk sembuh tidak usah ragu atau takut direhabilitasi di panti!"
¤
Choirul Huda dok. Kompasiana.com
Menyambut Choirul, Slamet Pribadi berjanji akan berusaha agar BNN berkenan merealisasikan keinginan para BLOGGER, melihat langsung kehidupan di dalam panti Rehabilitasi. 
¤ 
Ngesti Setyo Murni Senior BLOGGER dari Komunitas KOPLING (KopDar Keliling) juga mengajukan tanya, "Mengapa masyarakat ekonomi lemah juga rentan menkonsumsi Narkoba padahal harga Narkoba selangit, tidak terjangkau?"
¤
Ngesti Setyo Murni at BabehHelmi.com
Merespon Ngesti, Merau Sianturi menjelaskan, "Peredaran Narkoba dimulai dari pengenalan produk. Berbagai cara dilakukan pengedar, dari bujuk rayu, mengaburkan Narkoba adalah Suplemen Vitamin hingga menggratiskan. Bila pemakai sudah ketagihan, bagi yang mampu tidak lagi ada Vitamin (Narkoba) gratis! Tapi harus membeli dan sebaliknya bagi yang tak mampu, diminta untuk menjadi penjual supaya yang bersangkutan tetap bisa terus mengkonsumsi Narkoba! Jadi, baik kaya atau tidak, semua pihak wajib saling menjaga dan saling mengingatkan akan bahaya ketagihan atau kecanduan Narkoba yang akan mengorbankan segala potensi diri!"
Mengungkapkan rasa khawatir yang tinggi, Dian Kelana, Senior BLOGGER dari Komunitas KAMPRET (ART PICTURE Kompasianer DEMEN JEPRET) turut buka suara, "BNN akan melakukan mobilisasi massal dalam merehabilitasi ratusan ribu Pecandu Narkoba secara GRATIS. Bagaimana bila nanti, panti Rehabilitasi kesusupan jaringan Peredaran Narkoba? Bukankah itu bisa membahayakan keselamatan Pecandu yang direhabilitasi di panti? Atau malah bisa, Bandar mengembangkan potensi pasar Narkoba di dalam panti? Bahkan bisa saja, Petugas panti ikut kecanduan atau malah ikutan aktif dalam jaringan peredaran Narkoba di dalam dan luar panti?"
 ¤
Menepis syak was-was Dian Kelana, Slamet Pribadi menegaskan, "BNN telah melakukan persiapan teknis yang sangat matang. Kecil sekali bisa terjadi penyusupan. BNN akan mengetahui track record atau sejarah hidup dari tiap Pecandu yang akan mengikuti Program Rehabilitasi. Tetapi, tidak semua cara kerja BNN dapat dibocorkan ke ruang publik. Bisa saja, informasi yang bocor dimanfaatkan untuk kepentingan MAFIA. Perlu diingat, BNN akan melakukan APA SAJA yang terbaik untuk membebaskan Indonesia dari cengkraman MAFIA Narkoba!"
¤
"Termasuk menggondol duit MAFIA, Pak?" Celetukan spontan datang dari seorang BLOGGER.
 ¤
infokorupsi.com
"YA! Termasuk sita aset para Bandar Narkoba melalui penegakan UU TPPU,!" tandas Slamet Pribadi, yakin. 
¤ 
Banyak dialog menarik lainnya, Maya Siswadi, Senior BLOGGER dari Komunitas KEB (Kumpulan Emak-emak BLOGGER) akhirnya mendapat giliran terbuncit untuk bertanya, "Memberantas peredaran Narkoba sangat sulit. Walau tumbuh cepat, secepat jamur di musim hujan, Narkoba bergerak di bawah permukaan. Sukar terdeteksi! Nah, perlu berapa lama BNN bisa membawa Indonesia terbebas dari Narkoba?"
 ¤
Maya Siswadi, Nakita.com
"Pak Anang Iskandar, Kepala BNN telah menargetkan, secepatnya dalam 10 tahun ke depan Indonesia bebas Narkoba telah tercapai atau, paling lambat 20 tahun lagi masyarakat Indonesia sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan Narkoba! Bukan hanya tanggung jawab BNN semata, tapi kita semua. Sebagai Stake Holder utama, peran aktif masyarakat benar-benar diperlukan untuk menciptakan INDONESIA EMAS BEBAS NARKOBA,!" tutup Merau Sianturi sekaligus menjawab pertanyaan Maya Siswadi.


..................ooooOOOoooo................
 CALL CENTRE BNN : 021-80880011 -----SMS CENTRE BNN : 081-221-675-675