KOPERNIK Kampanye "Indonesian Women for Energi" Habis Gelap Terbitlah Terang!



¤

Sebagai negara kepulauan terbanyak setelah Finlandia (179.584 pulau), wilayah yang terdiri lebih dari 17.500 pulau ini (13.466 pulau sudah dinamai dan dilaporkan ke PBB) dengan garis pantainya yang terpanjang ke-4 di dunia (99.093 Km), berikut datarannya yang dijejali pertemuan 3 lempeng pegunungan tektonik yang saling bertabrakan yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan Lempeng Pasifik, PEMERATAAN AKSES ENERGI MERUPAKAN SALAH SATU TANTANGAN TERBESAR BAGI INDONESIA. Sampai kini masih ada sekitar 39 juta orang Indonesia yang hidup tanpa akses listrik. Angka itu semakin bertambah bila digabungkan dengan jutaan orang yang tinggal di desa-desa terpelosok dimana, akses listriknya lebih banyak byar-pet-byar pet dan... lagi-lagi byar-pet!
¤
Menjawab tantangan, Kopernik berinisiatif tampil terdepan mengawali gerakan penghapusan kesenjangan akses energi melalui Kampanye "Indonesian Women for Energy." Kopernik Indonesia merupakan sebuah badan NGO lokal yang didirikan pada tahun 2012. Organisasi nirlaba ini berkantor pusat di Ubud, Gianyar Bali. Memiliki misi mendistribusikan tekhnologi tepat guna, sederhana dan terjangkau keseluruh daerah 4T (terluar, terpencil, tertinggal dan terasing) dalam wilayah Indonesia. Kopernik diambil dari nama Copernicus seorang filsuf besar asal Polandia. Nama kopernik mendekatkan organisasi pada hakekat perjuangannya yang lebih dititikberatkan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi bagi masyarakat luas khususnya masyarakat yang secara geographis sulit mendapatkan akses energi.
¤
Bertempat di Senayan Golf Driving Range Resto (12/10/15) Rino Sudibyo, Direktur Operasional Kopernik Indonesia dalam sambutannya saat meresmikan dimulainya kampanye menyatakan, "Kopernik Indonesia sangat prihatin terhadap masih tingginya angka Kesenjangan akses Energi. Kopernik berusaha mendekatkan gap jarak kesenjangan energi pada daerah 4T dengan melibatkan wanita-wanita inspiratif yang berasal daerah tersebut untuk menjadi ujung tombak terdepan dari kampanye."
¤
Pada kesempatan yang sama, Kopernik mendatangkan secara khusus dua IBU PIONER INDONESIA. Mereka selama ini telah gencar mengkampanyekan akses energi di daerahnya masing-masing. Keduanya digelari "MAMA INSPIRASI. Mari simak keterangan Mama Mia (Maria Nego), Mama Inspirasi Kopernik pensiunan penyuluh Keluarga Berencana (KB) yang berasal dari daerah maluku, "Kopernik telah membantu warga masyarakat pelosok pedesaan dengan asupan energi melalui lampu jinjing portable tenaga surya. Lampu ini telah mengangkat perekonomian tiap keluarga penggunanya. Kala malam, nelayan dapat mencari ikan, tanpa perlu lagi ditemani lampu petromak berbahan bakar minyak tanah. Petani dapat terus bekerja mengairi sawahnya di waktu malam dan banyak Peternak bebek jadi lebih mudah menggembalakan puluhan ekor bebeknya menembus gelapnya malam! Kopernik juga menambah efisiensi aktivitas harian ibu-ibu dimana mereka, tidak lagi harus fokus mencari kayu bakar menghabiskan waktu berjam-jam"
¤
Tak jauh beda dengan Mama Mia, Mama Inspirasi dari lereng gunung Rinjani, Mama Darsih spontan menyambung, "Kopernik telah membantu perekonomian banyak keluarga yang berhasil menjual penggunaan tekhnologi sederhana tepat guna keluaran Kopernik, seperti lampu jinjing portable panel surya, filter air mentah, charger Handphone panel surya, kompor ringan Prime Cook Stove berbahan bakar serpihan kayu dan lain-lain. Setidaknya, Ada sedikit Rupiah yang bisa dibawa pulang oleh banyak Mama Inspirasi hasil dari selisih penjualan produk sederhana Kopernik. Bagi masyarakat pelosok, alat-alat rumah tangga Kopernik oke banget deh! Masak lebih sehat. Minum air tidak lagi mentah Semakin panjang waktu cari duit meskipun malam telah menjelang, tokh masih ada revolusi iptek. Belum lagi, anak-anak bisa lebih fokus belajar dengan ditemani oleh lampu jinjing panel surya yang bisa digunakan juga sebagai lampu meja."
¤ 
Kopernik memilih artis Prisia Nasution sebagai Duta dikarenakan sosok Prisia bisa mewakili karakter Mama Inspirasi Kopernik yang tangguh dan pantang menyerah meski tidak didukung oleh kondisi lapangan yang memungkinkan. Prisa juga didukung oleh banyak publik figur lain sebut saja, Maudy Koesnadi, Farhan, Anya Dwinov, Farah Quinn, Mario Irwinsyah, David Chalik, Ligwina Hartanto, Devy Zulyantin, Olivia Fendry dan lain-lain yang sekaligus juga menjadi Tokoh Sahabat Mama Inspirasi Kopernik untuk bersama-sama mengakhiri kemiskinan energi di Indonesia. Tanggal 29 November 2015 nanti, Booth Kopernik akan hadir di Hari Bebas Kendaraan Bermotor untuk mengajak masyarakat bersama-sama menandatangani petisi yang bisa juga diakses melalui situs women4energy.kopernik,ngo demi mendorong para pemangku kebijakan negara lebih cepat mengakselerasi pemerataan akses energy.
¤  
Prisia Nasution ketika diberi kesempatan menyatakan, "Saya melihat masyarakat tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengembangkan diri akibat kemiskinan energi. Mari bergabung bersama Kopernik dalam sejumlah kegiatan non profit baik melalui medsos maupun berafiliasi langsung dilapangan. Kopernik mengajak masyarakat ikut berlomba-lomba menyumbangkan ide kreatif dan selfie competition. Sekecil apapun sumbangsih kita akan sangat berarti bagi masyarakat yang belum merdeka dari kemiskinan energi!" 
¤ 
Menutup peluncuran kampanye, Rino Sudibyo menegaskan komitmen para pendiri Kopernik Indonesia, Toshi Nakamura dan Ewa Wojwoska yang rela meninggalkan karier mereka di lembaga dunia PBB hanya untuk melepaskan Indonesia dari jurang kesenjangan akses energi yang tajam. "Kopernik akan terus berjuang sehingga sampai masyarakat Indonesia dimanapun berada benar-benar merasakan arti kata MERDEKA!"
¤