Komisi Penanggulangan Aids ala ISIS

KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional) ala ISIS
-
¤
Bertaruh nyawa ditengah hujan rudal musuh yang mengincar kematian, bagi ISIS adalah hal biasa yang ditemui sehari-hari. Sebaliknya, Amerika dan sekutunya malah sering dibuat pusing tujuh keliling oleh gerakan militer ISIS. Sama halnya dengan gempuran Suriah berikut Rusia sekutunya, juga tidak pernah bisa menyurutkan nyali Jihadis-jihadis ISIS. Boleh percaya boleh tidak, cukup satu orang pejuang asal Indonesia bikin aksi, sudah bisa membuat para Komandan ISIS kebakaran jenggot.
¤
Sebagaimana yang dilansir DailyMail (23/6/15) mengutip keterangan aktivis Sound & Picture yang kerap merekam kejadian-kejadian di wilayah yang terisolasi perang, seorang Jihadis ISIS asal Indonesia telah dipenggal kepalanya karena membawa dan menyebarkan virus HIV melalui pendonoran darah di Rumah Sakit yang dikuasai ISIS. Jihadis Indonesia tersebut, sebenarnya telah mengetahui dirinya terjangkit HIV sejak sebelum bergabung dengan ISIS, September 2014. Darah terinfeksi HIV akhirnya ditransfusikan keseorang Jihadis ISIS asal Mesir yang terluka di wilayah Shaddadi Propinsi Hasalea, Suriah. Sang Jihadis Mesir serta merta tertular darah donor. Insiden itu menyebabkan para Komandan ISIS mengeluarkan perintah pemeriksaan AIDS menyeluruh.
¤
Alhasil, seorang remaja putri (15 th) suku Yazidy terungkap menjadi pembawa virus HIV karena terjangkit melalui perkosaan demi perkosaan yang dialaminya. Pemerkosaan berulangkali terhadap gadis Yazidy itu banyak dilakukan pejuang dan Komandan ISIS. Setelah dua Jihadis ISIS asal Saudi dan satu Komandan ISIS terbukti telah tertular, pemeriksaan HIV/AIDS terhadap keseluruhan personel akhirnya dihentikan.
¤
Para Jihadis ISIS, Islamic State Iraq dan Suriah punya cara tersendiri dalam membereskan epidemi HIV/AIDS di wilayahnya. Menanggulangi AIDS ala' ISIS tentu saja sangat jauh berbeda dengan prosedur kerja KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional) Indonesia. KPAN Indonesia mengenal penanggulangan, perawatan dan cegah tangkal penyebaran HIV/AIDS melalui berbagai pendekatan ilmiah termasuk menggelar PERNAS AIDS V. Sedangkan ISIS mengedepankan penanggulangan HIV/AIDS dengan cara pemenggalan kepala personel terinfeksi demi untuk, mencegah penyebaran yang lebih luas.
¤
Bila diteruskan hasil akhir pemeriksaan diwilayah tersebut dikhawatirkan, bila ternyata angka personel Jihadis yang tertular lebih banyak/kuat daripada yang tidak. Walhasil, personel yang positip tertular HIV/AIDS takkan sudi kepalanya dipenggal. Sebaliknya, bukan mustahil mereka malah berbalik memenggal Jihadis yang sehat atau yang tidak/belum terbukti terjangkit HIV bila, Jihadis sehat jumlahnya lebih sedikit/lebih lemah. Mengingat fakta medis : Seseorang baru diketahui mengidap virus HIV setelah virus terinkubasi (mengendap) lebih dulu selama 3 bulan pada tubuh tertular. Menjadi rumit, sebab Jihadis-jihadis yang baru sebulan dua bulan terakhir melakukan kontak seksual tidak akan terdeteksi HIV, apalagi yang baru seminggu lalu. Hari ini tidak terdeteksi, bukan berarti sebulan lagi hasil test akan tetap sama negatip. Bisa saja hari ini hasil test negatip, seminggu lagi melakukan test ulang hasilnya malah positip.
¤
Belum diketahui, mengapa Jihadis asal Indonesia itu bersengaja mendonorkan darahnya yang sudah terkontaminasi HIV/AIDS. Apakah karena ketidaktahuannya bahwa, PENULARAN AIDS HANYA BISA terjadi melalui 7 CARA ;
  1. Transfusi darah terinfeksi
  2. Pecangkokan organ terinfeksi
  3. Jarum suntik bekas pakai terinfeksi
  4. Minum Air Susu Ibu terinfeksi
  5. Janin bayi Ibu terinfeksi
  6. Senggama dengan orang terinfeksi
  7. Seks Oral (mulut merangsang kelamin) pengidap HIV/AIDS
Ataukah..., memang karena ada masalah internal yang membuat Jihadis asal Indonesia itu mendendam dan akhirnya menyebarkan infeksi HIV dikalangan pejuang ISIS. Para Komandan ISIS jelas mengetahui persis, hanya ada 7 CARA INFEKSI HIV sebagaimana tersebut diatas! Bukan karena, adanya Nyamuk pembawa virus HIV penyebab AIDS, sebagaimana Nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus DENGUE penyebab demam berdarah.
¤
Hanya MITOS bila ada NYAMUK HIV/AIDS! Nyamuk tidak mungkin menyebarkan virus HIV, karena nyamuk menghisap darah bukan mentranfusikan darah. dan lagi, tubuh nyamuk akan membuat virus HIV yang hanya bisa berkembang di sel-sel darah putih, mati merangas! Seperti yang diterangkan oleh Syaiful Harahap dan rekannya Thamrin Soneta, keduanya aktivis gaek yang gencar mencegah dan menangkal penyebaran HIV di Indonesia.
¤
"JIHADIS AIDS INDONESIA" Syaiful Harahap dan Thamrin Soneta.

¤ Para petinggi ISIS tampaknya begitu hati-hati dalam merumuskan langkah-langkah yang akan segera diambil mengatasi isyu ini. Pasalnya, AIDS telah menjadi SIMALAKAMA bagi ISIS. Bila epidemi AIDS tak tertangani, dibiarkan bebas berkembang, bukan mustahil hanya dalam beberapa bulan kedepan mayoritas pejuang ISIS menjadi pengidap HIV/AIDS. Namun, bila HIV/AIDS ditangani secara medis mereka tidak memiliki ketersediaan Dokter, Obat-obatan apalagi tenaga penyuluhan sebagaimana Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Indonesia. Belum lagi, keadaan ISIS yang disibukan oleh banyaknya pertempuran disegala lini.
¤
Bagi ISIS, sebelum terlambat menyebar kemana-mana, memenggal kepala yang terjangkit HIV/AIDS mungkin lebih rasional. Permasalahannya, jika yang terjangkit sudah hampir separuh angkatan perang, bagaimana?
¤
Tindakan pencegahanpun membawa resiko. Jika pejuang-pejuang ISIS dilarang memperkosa perempuan-perempuan dalam wilayah musuh yang sudah ditaklukan bisa berakibat, berkurangnya daya pikat bagi orang-orang baru untuk bergabung bersama ISIS. Bahkan, karena sudah menjadi aturan, wanita musuh yang ditaklukan adalah termasuk Ghanimah (Rampasan) maka, sulit bagi ISIS melarang pejuang-pejuang mereka menikmati hasil 'perjuangannya' itu, disamping para petinggi ISIS sendiri juga turut mendapatkan 'jatah'.
¤
Tampaknya ISIS akan lebih berhati-hati meneliti kelengkapan dokumen para calon Jihadis asal Indonesia terutama adanya SERTIFIKAT BEBAS HIV/AIDS dari Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Indonesia. Prinsipnya, daripada wabah AIDS asal Indonesia tersebar dan menyebabkan kekalahan dikemudian hari, ISIS bisa saja lebih memilih tindakan pencegahan dengan langsung memenggal kepala calon Jihadis asal Indonesia, bahkan sebelum sempat sang calon Jihadis berjihad! Bila sang calon luput membawa serta Sertifikasi Bebas AIDS KPAN.
¤
Kedepan, ISIS sebaiknya mengeluarkan peraturan perundang-undangan baru bahwa, dari wilayah musuh yang sudah ditaklukan hanya Jihadis yang bawa kondom yang boleh bawa pulang wanita! Karena HIV/AIDS bukan terinfeksi akibat dosa zina, tetapi HIV/AIDS tertular karena senggama yang tanpa menggunakan kondom!
¤
---o0o---
***********