Unilever Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) Kembangkan SDM di Bidang Ilmu dan Teknik Pengemasa
¤
Jakarta, 14 September 2016 – Sebagai wujud kontribusi Unilever dalam mendorong inovasi dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas, Unilever menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pengembangan kurikulum di bidang ilmu dan teknik pengemasan.
¤
Amparo Cheung Aswin, Direktur Supply Chain Unilever Indonesia yang akrab dipanggil Ampy menyampaikan “Selama 82 tahun Unilever telah ada di Indonesia dengan produk – produk kami yang terus bertumbuh di tengah – tengah jutaan masyarakat Indonesia. Kami berkomitmen untuk menjaga kepercayaan para konsumen dengan memberikan produk – produk berkualitas setiap harinya termasuk dalam hal kemasan produk. Kemasan melindungi produk kami setelah proses manufaktur, sehingga kualitas produk tetap terjaga mulai dari rantai distribusi di toko hingga sampai di rumah konsumen. Kemasan juga menjadi faktor penting yang mendorong konsumen dalam memilih produk.”
¤
Selain itu, kemasan juga memegang peranan penting di dalam mewujudkan visi Unilever. “Di Unilever kami percaya bahwa korporasi yang memahami kebutuhan konsumen sekaligus lingkungan akan terus tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini juga sejalan dengan strategi bisnis kami yaitu Unilever Sustainable Living Plan, dimana kami akan meningkatkan bisnis dua kali lipat seraya mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan serta meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat. Pada tahun 2030, Unilever memiliki target untuk mengurangi separuh jejak lingkungan dari produk – produk kami seraya terus bertumbuh. Melalui kemasan, kami percaya hal ini akan berdampak besar untuk mewujudkan tujuan kami,” lanjut Ampy.
¤
Kolaborasi antara Unilever dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bulan September 2016 ini. Selanjutnya, di tahun 2016 sampai 2017 Unilever dan ITB akan bersama-sama mempersiapkan kurikulum dan program hingga di tahun 2018 seluruh kurikulum terkait teknologi pengemasan siap untuk dijalankan.
¤
Inisiatif ini pun turut mendapat sambutan positif dari Prof. Dr. Kadarsah Suryadi, DEA, Rektor Institut Teknologi Bandung, “Kami menyambut baik bentuk kerja sama yang dilakukan bersama Unilever untuk meningkatkan kapasitas generasi muda Indonesia di bidang pengemasan. Dalam kurikulum saat ini, mata kuliah terkait pengemasan masih terbatas dan hanya ada di fakultas Teknologi Pangan dan Farmasi. Kami berharap dengan adanya kolaborasi ini, kami dapat bersama-sama menghasilkan para ahli (expert) muda di bidang pengemasan.”
¤
Pada tahap awal, pemberian materi edukasi mengenai pengemasan akan diberikan oleh Unilever sesuai dengan kurikulum terkait teknologi pengemasan yang telah ada di beberapa fakultas ITB. Beberapa bentuk kolaborasi dan dukungan dari Unilever antara lain; memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa ITB di Unilever terutama di bagian yang terkait dengan teknologi pengemasan produk, rangkaian Kuliah Tamu atau guest lecture baik bagi mahasiswa maupun dosen, hingga sponsorship dalam kompetisi Indonesia Chemical Engineering Challenge.
¤
Komitmen Unilever untuk menjadikan sustainability sebagai elemen utama dalam bisnisnya diwujudkan melalui inovasi pada kemasan produk-produknya. Beberapa contoh inovasi yang telah dilakukan Unilever antara lain; mengganti botol shampoo dan conditioner produk Sunsilk menjadi lebih ringan yang membantu mengurangi 123 ton/tahun penggunaan plastik, serta inovasi produk Molto Sekali Bilas yang dapat menghemat air hingga 75% saat mencuci pakaian.
¤
“Unilever mempunyai tujuan untuk membuat cara hidup yang berkelanjutan menjadi cara hidup kita sehari-hari. Bisnis yang seperti itu akan dihargai oleh konsumen yang tidak saja menginginkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang tepat, melainkan juga diproduksi dengan cara yang bertanggungjawab. Kami berharap dengan mengkombinasikan dua ekspertis yaitu Unilever sebagai ekspertis dalam teknik pengemasan dan ITB sebagai wadah bagi talenta – talenta Indonesia dalam bidang teknik, kami dapat menciptakan gelar profesional khusus untuk Teknologi Pengemasan (Packaging Engineering) dengar latar belakang edukasi teknologi atau ilmu aplikasi yang terkait,” tutup Ampy.
Jakarta, 14 September 2016 – Sebagai wujud kontribusi Unilever dalam mendorong inovasi dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas, Unilever menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pengembangan kurikulum di bidang ilmu dan teknik pengemasan.
¤
Amparo Cheung Aswin, Direktur Supply Chain Unilever Indonesia yang akrab dipanggil Ampy menyampaikan “Selama 82 tahun Unilever telah ada di Indonesia dengan produk – produk kami yang terus bertumbuh di tengah – tengah jutaan masyarakat Indonesia. Kami berkomitmen untuk menjaga kepercayaan para konsumen dengan memberikan produk – produk berkualitas setiap harinya termasuk dalam hal kemasan produk. Kemasan melindungi produk kami setelah proses manufaktur, sehingga kualitas produk tetap terjaga mulai dari rantai distribusi di toko hingga sampai di rumah konsumen. Kemasan juga menjadi faktor penting yang mendorong konsumen dalam memilih produk.”
¤
Selain itu, kemasan juga memegang peranan penting di dalam mewujudkan visi Unilever. “Di Unilever kami percaya bahwa korporasi yang memahami kebutuhan konsumen sekaligus lingkungan akan terus tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini juga sejalan dengan strategi bisnis kami yaitu Unilever Sustainable Living Plan, dimana kami akan meningkatkan bisnis dua kali lipat seraya mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan serta meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat. Pada tahun 2030, Unilever memiliki target untuk mengurangi separuh jejak lingkungan dari produk – produk kami seraya terus bertumbuh. Melalui kemasan, kami percaya hal ini akan berdampak besar untuk mewujudkan tujuan kami,” lanjut Ampy.
¤
Kolaborasi antara Unilever dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bulan September 2016 ini. Selanjutnya, di tahun 2016 sampai 2017 Unilever dan ITB akan bersama-sama mempersiapkan kurikulum dan program hingga di tahun 2018 seluruh kurikulum terkait teknologi pengemasan siap untuk dijalankan.
¤
Inisiatif ini pun turut mendapat sambutan positif dari Prof. Dr. Kadarsah Suryadi, DEA, Rektor Institut Teknologi Bandung, “Kami menyambut baik bentuk kerja sama yang dilakukan bersama Unilever untuk meningkatkan kapasitas generasi muda Indonesia di bidang pengemasan. Dalam kurikulum saat ini, mata kuliah terkait pengemasan masih terbatas dan hanya ada di fakultas Teknologi Pangan dan Farmasi. Kami berharap dengan adanya kolaborasi ini, kami dapat bersama-sama menghasilkan para ahli (expert) muda di bidang pengemasan.”
¤
Pada tahap awal, pemberian materi edukasi mengenai pengemasan akan diberikan oleh Unilever sesuai dengan kurikulum terkait teknologi pengemasan yang telah ada di beberapa fakultas ITB. Beberapa bentuk kolaborasi dan dukungan dari Unilever antara lain; memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa ITB di Unilever terutama di bagian yang terkait dengan teknologi pengemasan produk, rangkaian Kuliah Tamu atau guest lecture baik bagi mahasiswa maupun dosen, hingga sponsorship dalam kompetisi Indonesia Chemical Engineering Challenge.
¤
Komitmen Unilever untuk menjadikan sustainability sebagai elemen utama dalam bisnisnya diwujudkan melalui inovasi pada kemasan produk-produknya. Beberapa contoh inovasi yang telah dilakukan Unilever antara lain; mengganti botol shampoo dan conditioner produk Sunsilk menjadi lebih ringan yang membantu mengurangi 123 ton/tahun penggunaan plastik, serta inovasi produk Molto Sekali Bilas yang dapat menghemat air hingga 75% saat mencuci pakaian.
¤
“Unilever mempunyai tujuan untuk membuat cara hidup yang berkelanjutan menjadi cara hidup kita sehari-hari. Bisnis yang seperti itu akan dihargai oleh konsumen yang tidak saja menginginkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang tepat, melainkan juga diproduksi dengan cara yang bertanggungjawab. Kami berharap dengan mengkombinasikan dua ekspertis yaitu Unilever sebagai ekspertis dalam teknik pengemasan dan ITB sebagai wadah bagi talenta – talenta Indonesia dalam bidang teknik, kami dapat menciptakan gelar profesional khusus untuk Teknologi Pengemasan (Packaging Engineering) dengar latar belakang edukasi teknologi atau ilmu aplikasi yang terkait,” tutup Ampy.
--Selesai--
0Awesome Comments!