Sebagaimana kebiasaan Amerika bila, sudah tak suka dengan seorang pemimpin suatu negeri maka, tak lama negeri itu dipastikan segera bergolak. Untuk meredam gejolak politik, pemilu biasanya dipercepat dan hasilnya harus sesuai dengan yang dimaui oleh Amerika. Bila perubahan regim melalui pemilu gagal, Amerika lantas nyontek gaya Belanda tempo doeloe khususnya, perihal devide et empera! Dimulai dari demo sana demo sini pemerintah yang syahpun digoyang. Bila masih keukeuh bertahan dimulailah aktivasi tentara bayaran atau milisi anti pemerintah.
¤Dana bermilyar dollar berikut pelatihan dan senjata terbaru dipasok habis-habisan untuk menambah daya gempur milisi oposisi sekaligus melemahkan semangat tentara pemerintah dan rakyat yang masih mendukung. Jika oposisi ternyata tak sekuat diharapkan, maka keluarlah propaganda khususnya fitnah tentang senjata kimia, misil curah, pemboman rumah sakit, sekolah dan sarana-sarana sipil yang akhirnya, berita-berita negatif itu memaksa PBB menggelar sidang untuk kemudian menjatuhkan sanksi militer kepada negeri yang diinginkan untuk dikuras! Sebagaimana yang telah berlaku di banyak negara dan kini sedang berproses di Suriah.
¤
Bagi Amerika, negeri manapun musti tunduk & patuh atau, jatuh! Tapi, di Suriah sang Paman Sam menelan kecewa. Sudah 5 tahun usaha keras tapi, Bashar Ashad si Presiden pembangkang itu belum berhasil dijatuhkan. Meski, banyak negeri-negeri Arab yang disponsori Turki & Saudi bekerja sama dengan NATO sebagai bagian kelompok 'yes man'-nya Amerika telah saling bahu membahu, Bashar Ashad malah ganti mempecundangi mereka!
¤
Berbeda dengan Afghan, Libya dan Irak, sekutu-sekutu Amerika gagal mendapat lampu hijau DK PBB untuk menghajar tentara pemerintah. Pasalnya, maksud sundal eh 'baik' Amerika itu diveto oleh Rusia dan China. Putin si Presiden Rusia yang rambutnya tipis seperti kurang vitamin itu begitu senewen. Ia tidak ingin melihat si Bashar Ashad harus berakhir seperti Khadaffy, hanya karena BERANI berkata TIDAK kepada Amerika!
¤
Turki dan Saudi sebagai garda regional terdepan Amerika di kawasan sudah tentu malu bukan alang kepalang dengan kegagalan kerja maksiat eh, mulia sekutu. Meski tanpa izin pemerintah yang syah dan mandat PBB, sekutu sudah nyelonong berinovatif membombardir tiap jengkal tanah di Suriah. Rusia belakangan ikut membom wilayah Suriah juga tetapi, atas permintaan otoritas langsung Ashad. Bagi Rusia, permintaan Ashad adalah kesempatan yang langka dan harus segera dimanfaatkan agar, tak perlu repot-repot dan keluar biaya tinggi hanya untuk sekedar membuang/memusnahkan bahan-bahan peledak usang yang telah menumpuk usai kehadiran mereka di Afghan 27 tahun lalu (feb'89).
¤
Beruntungnya Rusia, bahan-bahan berpeledak usang itu masih bisa dijejali dalam tabung misil-misil terbaru dan mudah terkonfigurasi dengan sistem pesawat Rusia terbaru. Mumpung belum diminta berhenti membom oleh Ashad, semakin hari, pesawat tempur Rusia semakin rajin melakukan penerbangan untuk melepas secepat dan sebanyak mungkin bahan peledak kadaluarsa ke barisan milisi dukungan Amerika dan begundal-begundalnya.
¤
Putin tentu berharap, sebelum habis bahan peledak usang Rusia, milisi dukungan Amerika dan sekutunya jangan sampai keburu kalah. Untuk itu, Putin membiarkan pesawat kargo dan truk-truk yang membawa persenjataan dan bahan peledak terbaru buatan Amerika memasuki Suriah. Putin sepertinya tambah bersemangat ketika Saudi, Turki, UEA dan Qatar mau ikut sikat Ashad dengan serbuan darat besar-besaran. Jika ini terjadi, Rusia tentu benar-benar kebagian berkah, semua bahan peledak kadaluarsanya berhasil dimusnahkan tanpa perlu riset demi riset yang berkelanjutan. Malah tentara Turki, Saudi, Qatar, UEA kalau perlu NATO mendapat kenang-kenangan tak terlupakan selama menyerbu Suriah, mortir-mortir usang Rusia itu.
¤
Khusus Amerika, Putin tentu sudah menyiapkan ribuan hulu ledak SS 18 dan SS 20 bahan-bahan kadaluarsa masa paceklik Sovyet puluhan tahun yang lampau. Tak lupa untuk setiap anggota NATO di Eropa Barat kasih masing-masing 1 buah saja, khawatirnya mereka tersinggung karena tidak ikut dihaturi barang antik yang bisa dipecah menjadi 10 titik sasaran yang berbeda sekaligus ketika rudal-rudal usang itu tengah melayang santai di udara.
¤
Putin juga tak usah takut dipermalukan karena terkenal sebagai pengirim barang apkir, kirimi saja semua negara baik sekutu maupun bukan sekutu Amerika, itu SS 18 dan SS 20 yang tersisa. Niscaya, ia tak akan tercatat dalam sejarah sebagai tukang pemberi kado barang bekas. Sebab, sejarah akan berakhir sendirinya seiring kado usangnya sampai di setiap belahan dunia.
¤
Tetapi meski Putin sudah senewen, Amerika tidak jera jera juga mendikte setiap negara di dunia. Boleh jadi dalam pandangan Obama, meskipun ada seribu SS 18 & SS 20 mendarat mulus di Washington DC, hal itu hanya akan mengakibatkan cat di Gedung putih mengelupas. Maklumlah, SS 18 dan SS 20 kan cuma barang rongsokan. Paling yang rusak cuma cat tembok saja. Nah, Daripada merubah pola kebijakan berpuluh tahun yang doyan dikte sana dikte sini itu, mungkin bagi Obama, lebih baik Gedung Putih didarati SS 18 dan SS 20 saja. Tokh, cuma perlu sedikit waktu untuk mencat ulang!
0Awesome Comments!